Asal Usul Kecamatan Tapos Depok

Asal Usul Daerah Tapos Depok

Kecamatan Tapos tadinya bagian dari kecamatan Cimanggis sebelum di mekarkan. Banyak cerita yang menyangkut awal adanya daerah kecamatan Tapos, beragam cerita ini coba dirangkum kan dengan singkat, karena memang banyak versi yang beredar, dan ada perbedaan dari berbagai versi tersebut .

Pasukan Mataram Di Tapos
Menurut sesepuh daerah Tapos istilah Depok ini berasal dari kata kata Padepokan maka jelas nama Depok telah ada sebelum Cornelis Chastelein datang ke Depok, namun sebetulnya kata kata De-Folk yang artinya "rakyat" juga bisa dikaitkan sebab nama awal dari Kali Sunter (yang muaranya berada di kelurahan Cilangkap Tapos Depok) sudah disebut oleh pimpinan telik sandi tentara Mataram yang tinggal di Batavia sejak tahun 1620 - 1629 yang bernama Ki Bagus Wanabaya, (putra Ki Ageng Mangir dan Roro Pembayun dari Mataram) 



Sebagai Kaal - Stinker atau "daerah orang miskin yang berbau kentut" rupanya naluri insting intel Mataram yang cakap berbahasa Belanda ini memahami bahwa dengan sebutan yang rendah itu tidak akan menuntun intel VOC Belanda untuk mencari lokasi khusus yang menjadi markas tentara Sandi Mataram di Depok itu.

Tapos Di masa Kolonial
Dalam buku Statistik Buitenzorg 1861 Land Тjikempoan of Petingie bertetangga dengan Land Tjilodong dan Land Tjilangkap. Land Тjikempoan of Petingie (Tjimpaeun) memiliki empat kampong. Di dalam land ini terdapat satu orang Eropa dan penduduk pribumi sebanyak 2080 jiwa serta 10 orang Tionghoa. Jumlah rumah sebanyak 386 unit dan terdapat sebanyak 369 tenaga kerja. Lahan yang diusahakan terdapat tanaman kopi sebanyak 11.567 batang yang belum menghasilkan.

Empat kampung yang berdekatan di Land Тjikempoan of Petingie dua diantaranya besar kemungkinan adalah Kampong Тjikempoan dan Kampong Tapos. Dari statistik ini pengusahaan lahan dimulai di Tjimpaeun dengan satu orang Eropa, dan baru menyusul pengusahaan lahan di Land Tapos. Pemilik Land Tapos diduga adalah keluarga Wassink.

Namun kemudian tidak diketahui kabar beritanya hingga Bataviaasch nieuwsblad, 16-06-1888 melaporkan Kantor Lelang di Buitenzorg mengumumkan (persil tertentu) Land Tapos (dan Land Krangan) disewakan untuk umum. Ini mengindikasikan bahwa ahli waris Land Tapos akan menyewakan kepada pihak lain dari lahan di Tapos dan lahan di Kranggan.

Pabrik Kopi Tapos
Land Tapos berada diantara Kali Soenter dengan sungai Tjikeas. Letak landhuis Land Tapos berada di dekat sungai Tjikeas (sungai yang kini menjadi batas Kota Depok dengan Kabupaten Bogor). Sebagaimana landhuis-landhuis lainnya, landhuis Tapos juga cukup dengan perkampuangan asli. Perkampungan ini bernama Kampong Tapos yang persis berada di bibir sungai Tjikeas. Berdasarkan Peta Tapos 1901, di dekat landhuis terdapat pabrik penggilingan kopi (koffiepelmolen). Ini suatu indikasi bahwa kopi yang mulai ditanam pada akhir tahun 1850an sudah menghasilkan. Pabrik kopi ini paling tidak masih beroperasi pada awal tahun 1900an.

Sebagaimana menurut statistik Bitenzorg 1861 populasi tanaman kopi di Land Tjilangkap sebanyak 1.450 batang, di Land Tjikempoean of Patingie (Тjikempoean en Tapos) sebanyak 11.567 dan Land Tjimanggis 24.987 batang. Dari semua land yang ada di Kota Depok yang sekarang di masa lampau hanya di Land Tapos terdapat pabrik penggilingan kopi.

Adanya pabrik kopi di Land Tapos ini diduga yang menyebakan nama Tapos kemudian lebih terkenal dibandingkan dengan Land Tjikempoean dan Land Tjilangkap. Topographisch Bureau yang berkantor di Batavia membuat nama lembar (blad) kawasan ini dengan judul Tapos: herzien in het jaar 1900. Dari nama lembar peta inilah kemungkinan besar nama kecamatan diambil sehingga bernama Kecamatan Tapos.

Peta Tapos sendiri mencakup kelurahan-kelurahan yang sekarang: Tapos, Leuwinanggung, Sukatani, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, dan Cimpaeun.




loading...

Artikel Terkait

Asal Usul Kecamatan Tapos Depok
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email